RR

Selasa, 28 Oktober 2014

2. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)


EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1.        Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.
2.        Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3.        Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia  Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat  terwujud dengan baik.
 
Perubahan Pemakaian Huruf Dalam Tiga Ejaan Bahasa Indonesia


 Ruang Lingkup EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. Ruang lingkup EYD mencakup :
1.        Pemakaian huruf
Ruang lingkup EYD dalam pemakaian huruf meliputi : 
  • Huruf abjad 
  • Huruf vocal 
  • Huruf konsonan 
  • Diftong 
  • Gabungan konsonan 
  • Pemenggalan kata
2.        Penulisan huruf
Ruang lingkup EYD dalam penulisan huruf meliputi : 
  • Huruf capital 
  • Huruf miring
3.        Penulisan kata
Ruang lingkup EYD dalam penulisan huruf meliputi : 
  • Kata dasar
  • Kata turunan
  • Kata ulang
  • Gabungan kata
  • Kata ganti
  • Kata depan
  • Kata sandang
  • Partikel
  • Singkatan dan akronim
  • Angka dan lambang bilangan
4.        Penulisan unsur serapan
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
a.         Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu: editor, civitas academica, de facto, bridge.
b.        Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5.        Pemakaian tanda baca
Ruang lingkup EYD dalam pemakaian tanda baca meliputi : 
  • Penggunaan huruf besar (kapital)
  • Penggunaan tanda koma
  • Penggunaan tanda titik
  • Penggunaan tanda seru
  • Penggunaan tanda hubung
  • Penggunaan tanda titik koma
  • Penggunaan tanda tanya
  • Penggunaan tanda petik
  • Penggunaan tanda titik dua
  • Penggunaan tanda kurung
  • Penggunaan tanda elips
  • Penggunaan tanda garis miring
Untuk penjelasan dari ruang lingkup di atas telah dijelaskan dalam wikibooks Indonesia mengenai Bahasa Indonesia/EYD.

Sumber :
Ø  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan .Jakarta: Balai Pustaka.
Ø  Alwi Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ø  Wiki Buku (Diakses 05 November 2012) 

1. Keragaman Bahasa Indonesia

Keragaman Bahasa Indonesia
sebelum mengenal keragaman bahasa, terlebihi dahulu mengenal apa itu bahasa ?
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
 Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. sebaliknya dalam situasi tak resmi menggunakan ragam bahasa tidak baku, Misalnya di pasar, di rumah, saat berbicara dengan teman.
Macam - Macam Ragam Bahasa Indonesia
              Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
a.       Ragam bahasa lisan
         Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan secara lisan melalui media suara, dan terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan memabantu pemahaman. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.

Contoh Ragam bahsa lisan antara lain meliputi :
·        Ragam bahasa cakapan
·        Ragam bahasa pidato
·        Ragam bahasa panggung
b.      Ragam bahasa tulis
  Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang menggunakan tulisan dan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis kita dituntut untuk memiliki kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Contoh ragam bahasa tulis antara lain meliputi :
·        Ragam bahasa teknis
·        Ragam bahasa undang-undang
·        Ragam bahasa catatan
·        Ragam bahasa surat
     Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
     
a.      Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
        Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan /b/ pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
b.      Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari, nyoba seharusnya mencoba, ngetik seharusnya mengetik . Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

c.      Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
       Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

                 Ragam bahasa pada bidang tertentu
                         seperti :- bahasa istilah hukum,
                                    - bahasa sains,
                                    - bahasa jurnalistik, dsb.
                 Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek
                         seperti:- gaya bahasa mantan presiden Soeharto,
                                  - gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
           Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat
                         seperti: - ragam bahasa orang akademisi
                                      beda dengan ragam bahasa orang-orang  jalanan.

                Ragam bahasa pada bentuk bahasa
                         seperti:  bahasa lisan dan bahasa tulisan.


                Ragam bahasa pada suatu situasi
                         seperti: ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).  


Daftar Pustaka : http://josafatino.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-indonesia.html
                             http://erikgundar.wordpress.com/2011/11/29/definisipengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia/